Dialog: "Bersama Cegah Perilaku Berisiko Bagi Remaja"

Dialog: "Bersama Cegah Perilaku Berisiko Bagi Remaja"

By: forum anak provinsi bengkulu

WHO (World Health Organization) - Badan di bawah PBB yang bertindak sebagai Koordinator Kesehatan Umum Internasional, berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari tahun 2016 hingga 2018 menyebutkan, secara global ada lebih dari 800.000 orang meninggal dunia karena kasus bunuh diri setiap tahunnya. Selanjutnya dikatakan bahwa rata-rata satu orang tewas akibat bunuh diri di dunia setiap 40 detik. Fakta ini menunjukkan bahwa bunuh diri menjadi penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung. Hal yang lebih memprihatinkan lagi adalah korban terbanyak yang melakukan bunuh diri adalah remaja hingga pemuda dengan rentang usia 15-29 tahun. Ada beberapa pemicu kasus bunuh diri, seperti: masalah ekonomi, penyalahgunaan zat dan beberapa faktor lainnya. Namun, masih menurut WHO, pemicu terbesar kasus bunuh diri adalah depresi.

Bagaimana situasi di Bengkulu? Publikasi media lokal pada Bulan Januari-Februari 2020 memberitakan sudah ada 9 kasus bunuh diri yang terjadi. Depresi, juga menjadi penyebab utamanya. Banyak orang yang mengalami depresi tidak terdeteksi karena enggan mencari pertolongan segera/cepat pada ahlinya karena masih kuatnya stigma terhadap masalah dan gangguan kejiwaan. Masyarakat masih malu dan takut mendatangi Rumah Sakit Khusus Jiwa (RSKJ) untuk meminta pertolongan pertama (kedaruratan). Situasi ini diperkuat oleh pemahaman yang salah, di mana terdapat anggapan bahwa jika mengalami gangguan depresi belum perlu ke RSKJ karena belum/tidak menunjukkan gejala gangguan jiwa seperti marah-marah, ketawa sendiri, dll. yang dianggap ciri-ciri orang "gila" (baca: gangguan jiwa).

Pada hari Rabu, 11 Maret 2020, Forum Anak Daerah Provinsi Bengkulu berkesempatan mengikuti Dialog: "Bersama Cegah Perilaku Berisiko Bagi Remaja" yang diselenggarakan oleh Jaringan Peduli Perempuan Bengkulu (JPBB). Melihat hal ini adalah masalah serius yang perlu disikapi. Selain itu, Dialog: "Bersama Cegah Perilaku Berisiko Bagi Remaja" ini juga diadakan dalam rangka memeringati Hari Perempuan Internasional pada tahun 2020 yang bertemakan AN EQUAL WORLD IS AN ENABLED WORLD dengan #eachforequal, artinya dunia yang setara. Dengan semangat kesetaraan, dialog dilaksanakan di Aula Ratu Samban RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu.

0 Komentar untuk Dialog: "Bersama Cegah Perilaku Berisiko Bagi Remaja"

login untuk komentar